Setelah sempat mengalami gejolak ekonomi akibat pandemi, industri pariwisata Indonesia siap merebut kembali tahtanya sebagai salah satu penyumbang pendapatan terbesar bagi negara.
Pandemi telah mengakibatkan tingkat kunjungan internasional di Bali menurun drastis dari 6,2 juta orang di 2019 menjadi hanya 1,05 juta pada 2020. Dampaknya, okupansi hotel mencapai titik terendah sepanjang masa, dan 100.000 pekerja sektor pariwisata kehilangan pekerjaan.
Pemberlakuan kebijakan pemerintah untuk melonggarkan pembatasan sosial ibarat cahaya di ujung terowongan yang gelap dan panjang. Berkat dilaksanakannya program vaksinasi nasional secara cepat, Bali saat ini telah kembali dibuka dan siap untuk menyambut datangnya wisatawan.
“Indonesia membuka kembali Bali setelah tingkat vaksinasi penuh di provinsi ini mencapai 84,8 persen. Indonesia juga secara bertahap akan membuka kembali wilayah lain yang telah mencapai tingkat vaksinasi penuh di atas 70 persen,” kata Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di acara Virtual ASEAN Business and Investment Summit di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung mencatat bahwa Bali rata-rata menerima 22.000 pengunjung domestik per hari. Tempat-tempat pariwisata di pulau itu telah dibuka kembali dengan pemberlakuan protokol COVID-19 yang ketat. Seribu dua ratus hotel, destinasi, dan objek wisata telah disertifikasi CHSE (Clean, Health, Safety, and Environment) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Industri pariwisata sepenuhnya menyadari pentingnya protokol kesehatan yang ketat untuk mengurangi risiko penularan COVID-19.
Situasi Bali saat ini menunjukkan bahwa memprioritaskan kehidupan dan penghidupan di destinasi wisata lain di Indonesia adalah hal yang sangat mungkin dilakukan. Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyatakan bahwa pemerintah akan membuka kembali 18 destinasi wisata bagi wisatawan asing seiring dengan menurunnya kurva pandemi.
Inilah langkah awal untuk membuka kembali Indonesia dan membangun koridor perjalanan yang aman dengan negara-negara lain.
Pemerintah telah menetapkan 18 destinasi wisata prioritas di Indonesia. Destinasi wisata tersebut adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Pulau Morotai (Maluku Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Bukittinggi (Sumatera Barat), Batam dan Bintan, Bandung (Jawa Barat), Banyuwangi (Jawa Timur), Singkawang (Kalimantan Barat), Toraja (Sulawesi Selatan), Kepulauan Derawan (Kalimantan Timur), dan Teluk Cendrawasih (Papua Barat).
Langkah pemerintah selanjutnya adalah mengundang investasi asing. “Kami telah melonggarkan regulasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kami juga membuat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) hingga memperbarui UU Cipta Kerja yang tujuannya untuk meningkatkan investasi,” ujar Sandiaga saat membuka Global Tourism Forum Leader Summit Asia pada September 2021.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal asing di sektor hotel dan restoran telah mencapai 112 juta dolar AS per kuartal kedua tahun 2021. Jumlah ini akan meningkat, terutama di 18 destinasi wisata prioritas.
Danau Toba yang indah, misalnya, berhasil menarik investasi senilai 69 juta dolar AS. Mandalika, Lombok – yang baru-baru ini sukses menjadi tuan rumah ajang balap World Superbike internasional – juga berhasil menarik investasi sebesar 89 juta dolar AS.
Investasi asing dan domestik sangat dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Hal ini akan meningkatkan kembali sektor pariwisata yang sempat terpuruk sekaligus menyediakan kesempatan kerja di setiap destinasi wisata. Untuk itu, Kementerian Investasi dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menandatangani Nota Kesepahaman tentang target prioritas investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Berbagai pihak optimistis bahwa industri pariwisata nasional saat ini sedang menuju pemulihan. Dengan program vaksinasi cepat yang sedang berlangsung, serta respon sigap pemerintah Indonesia menghadapi ancaman varian baru Omicron, industri pariwisata domestik diharapkan dapat meletakkan fondasi bagi dibukanya kembali akses perjalanan internasional secara utuh.
Sumber:
https://bisnisindonesia.id/article/covid-melandai-yuk-rencanakan-wisata-ke-18-destinasi-unggulan
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20201007154011-92-555545/corona-100-ribu-orang-kena-phk-di-bali
https://bali.jpnn.com/destinasi/10668/phri-badung-wisatawan-domestik-ke-bali-22-ribu-orang-per-hari